Halaman

Senin, 25 Maret 2013

Tradisi masyarakat pendalungan (1) membuat jenang

MEMBUAT JENANG

Budaya pandalungan adalah percampuran antara dua budaya dominan, yakni budaya Jawa dan budaya Madura. Kebudayaan pandalungan meliputi Kabupaten Pasuruan, Probolinggo,
Situbondo, Bondowoso, Jember, dan Lumajang. Salah satu tradisi budaya pandalungan adalah gotong royong, diantaranya tradisi membuat jenang menjelang pesta pernikahan. Tradisi membuat jenang secara gotong royong masih dilakukan oleh kaum wanita di pedesaan sebagai tanda persaudaraan bagi sesama warga. Seperti yang pagi ini Job amati  di Dusun Cupu Desa Kemuninglor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Sehari sebelum proses membuat jenang, kaum lelaki gotong royong memasang tenda dari terpal, membuat pagar dari bambu, menyiapkan kayu bakar, menggali tanah untuk tungku serta mengupas kelapa sedangkan kaum wanita  bertugas memarut kelapa. Keesokan paginya kelapa yang sudah diparut diperas untuk diambil santannya. Untuk 1 wajan besar diperlukan sekitar 50 butir kelapa, 8 kg gula jawa dan 10 kg tepung ketan, diaduk selama 4 - 5 jam tanpa henti dengan nyala api kecil. Setelah dirasa cukup kenyal, wajan diangkat untuk didinginkan selama semalam, kemudian dibalik untuk diambil jenangnya. 
mengaduk jenang

mengatur api agar tetap menyala kecil

Tuan rumah menjamin makan dan minum warga wanita selama proses  pembuatan jenang, tidak hanya kaum wanita yang membantu bersama anak - anaknya tetapi juga keluarga di rumah masing-masing, karena otomatis ibu-ibu tidak ada yang memasak di rumah. 
tungku 

sayuran yang ditiriskan

menyiapkan makanan

makan bersama
 Selain itu juga disiapkan sesajen sebelum proses pembuatan jenang, yaitu nampan yang berisi kopi, rokok, 1 butir kelapa, sentir, pisang, bumbu, beras, nasi, gula bubuk dan kelngkapan menginang. Apabila tuan rumah membuat jenang 2 wajan maka juga disiapkan 2 sesajen.
sesajen

Suatu tradisi masyarakat tradisional yang menjadikan tetangga bak saudara....... suatu pelajaran bagi orang modern yang mendewakan  hal praktis tetapi berujung individualis......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar