Halaman

Kamis, 19 September 2019

Wisata Berastagi Kabupaten Karo

TANAH KARO

Juli 2019 tengah malam ada pesan masuk “ada tugas ke Berastagi, mau berangkat?” dalam kondisi ngantuk, jari terbiasa ngetik kata “ok”. Pagi hari cek pesan di HP sambil garuk-garuk kepala karena belum tahu lokasi yang diperintahkan. Cek mbah google ternyata lokasi di Kabupaten Karo Sumatera Utara. Karena buta lokasi maka segera cari info di facebook KARO News yang fast response !
Kabupaten Karo dengan pusat pemerintahan di Kabanjahe belum memiliki bandara, sehingga pesawat mendarat di bandara Kualanamu Medan. Wisatawan dapat naik bus Almazar yang melayani rute bandara Kualanamu – Kabanjahe Kabupaten Karo dengan tarif sekitar 40 ribu/org, atau kalo ingin menguji adrenalin bisa naik Bus Sinabung Jaya, Murni Express atau Sutra tujuan Medan-Kabanjahe dengan tarif lebih murah. Hanya saja ke tiga artis balap jalanan tersebut tidak melalui rute bandara.
Dari bandara Kualanamu ke Kabupaten Karo menempuh jalur darat sekitar 90 km. Jalannya mulus dan padat karena juga dilalui kendaraan wisatawan yang akan menuju ke Danau Toba lewat Pelabuhan Ajibata di Parapat maupun lewat Pangururan. Dalam keadaan normal waktu yang diperlukan dari Medan-Kabanjahe sekitar 3 jam, tapi kalo naik ke tiga artis sinabung diatas Cuma butuh waktu 1,5 jam wkwkwk…. Sopir kendaraan yang kita naiki bercerita kalo kemacetan di jalur ini tidak bisa di prediksi, terkadang bisa sampai 10-12 jam. “Trus gimana kalo gitu Bang ?. Tidur …..” jawabnya nyantai…. Penyebabnya bisa karena ada kecelakaan di jalan, ada kegiatan masyarakat atau saling serobot !!
Banyak pilihan tempat bermalam di Berastagi, tapi berdasarkan pengalaman ada beberapa kriteria penginapan bagi para backpacker / wisatawan kantung cekak kayak gue ….:
  1. Murah harganya,
  2. Bersih, salah satu caranya dengan melihat foto tamu hotel di internet, hotel yang sering diinapi tamu bule umumnya lebih bersih dan higienis karena mereka lebih concern hal tersebut, atau dari revieuw pengunjung situs pemesanan kamar online.
  3. Strategis, dekat dengan warung/pujasera/pasar, banyak dilewati angkutan umum, dekat tempat-tempat wisata

Tugu perjuangan berastagi dilihat dari Hotel Mexico

Berdasar diatas maka pilihan jatuh ke Hotel Mexico Resto CoffeRoasting yang berjarak 150 m dari Tugu Perjuangan pusat kota berastagi. Tugu Perjuangan Berastagi di kelilingi oleh : Tourist Information Centre, Museum Pusaka Karo, pasar buah dan bunga, TamanMejuah-Juah, ATM, pom bensin, tempat pemberhentian angkutan umum, pertokoan dan pos polisi. Saat malam di depan hotel penuh dengan kuliner kaki lima, siiipp dahh….
Lontong Gurih

avocado expresso khas Hotel Mexico

               Di tempat dengan ketinggian sekitar 1.300 m dpl ini aktifitas dimulai diatas jam 7 pagi. Menjelang jam 8 pagi suasana perekonomian mulai menggeliat. 
memulai aktifitas pagi dengan secangkir kopi Karo

Untuk transportasi bisa menggunakan angkutan umum dari jam 7 pagi – 8 malam tarif 4-5 ribu/org dan menjangkau sampai pelosok . Untuk sewa mobil agak sulit karena jarang yang menyediakan, untuk sewa sepeda motor lumayan mahal karena harganya 3x lipat dari sewa di bali, transportasi online juga belum ada, pemilik penginapan mengatakan akan segera menyediakan penyewaan sepeda angin. 

               Keesokan pagi dengan berjalan kaki mengunjungi Museum Pusaka Karo tempat menyimpan barang-barang pusaka dan peninggalan tanah Karo. Uniknya museum ini bukan milik pemerintah tapi dikelola oleh jamaah Gereja Katolik Santa Maria dengan operasional dari donatur, benda-benda koleksi di museum merupakan pinjaman oleh pemiliknya yang bisa diambil sewaktu-waktu bila diperlukan. 
Museum pusaka Karo

Dari Museum Pusaka Karo berjalan kaki 5 menit ke pasar buah dan bunga serta taman mejuah-juah yang hari itu kebetulan ada penampilan kesenian tradisional tanah karo. Taman menjuah-juah selain tempat rekreasi juga terdapat penjual tanaman hias, sentra kuliner terdapat kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Karo.
Pasar buah dan bunga

Pasar buah dan bunga

Pasar bunga dan buah

penjual kuliner di taman menjuah-juah

persewaan kuda di taman mejuah-juah

tarif sewa kuda di taman menjuah-juah

          Setelah mendapat pinjaman kendaraan dari seorang teman, perjalanan dilanjutkan mengunjungi desa adat Lingga yang memiliki ciri khas rumah adat yang dibangun sekitar tahun 1800 an. Dulunya tiap rumah dihuni oleh 8 keluarga atau lebih. Tidak ada sekat antar keluarga. Tiap keluarga hanya ditandai oleh perapian yang ada di dalam rumah. Tiap ada keluarga yang memotong hewan maka harus dibagi dengan keluarga lain yang tinggal dalam satu rumah.

rumah adat Karo 

Awalnya ada belasan rumah adat di desa Lingga, tetapi kini tinggal dua rumah yang ditinggali. Sisanya sudah rusak. Hal tersebut menurut pengakuan dari penghuni karena tidak ada dana pemeliharaan dari pemerintah, sehingga hanya mengandalkan dari donasi para pengunjung maupun mahasiswa yang melakukan penelitian atau kuliah kerja lapangan.   

rumah adat Karo

perapian dalam rumah adat Karo

satu perapian untuk satu keluarga

rak penyimpanan diatas perapian

Malam harinya mengunjungi pemandian air panas sidebuk-debuk. Hanya 30 menit dari berastagi. Terdapat puluhan usaha pemandian dan ratusan kolam air panas di sidebuk-debuk. Pengunjung umumnya datang sore hingga dini hari dengan tarif masuk sekitar 15 rb/per orang. Sayang kurang perhatian pada aksesbilitas menuju lokasi yang berpotensi mendatangkan PAD tersebut. Jalan makadam tanpa lampu PJU bikin ciut nyali pengunjung baru.
               Selama berjalan-jalan disana banyak dijumpai kearifan lokal di tanah karo khususnya Berastagi. Terutama keamanan. Penduduk di Berastagi sering bercerita tentang barang mereka yang kadang tertinggal di pasar atau di suatu tempat, dan dijumpai masih ada hingga besok pagi. Salah satu cara untuk menciptakan hal tersebut adalah mereka tidak mengucilkan orang yang berbuat kesalahan atau kejahatan. Orang tersebut selanjutnya akan diberi kepercayaan untuk menjaga atau mengelola daerah tertentu. Hal tersebut terbukti saat saya memberi uang pada tukang parkir, mereka menolak dan berkata kalo sudah mendapat uang saku dari toko / tempat usaha di area parkir mereka bekerja. “ kalo ketahuan sama yang punya toko, saya dimarah pak!.” Jawabnya.
tempat menunggu kendaraan umum

Diatas salah satu contoh kearifan lokal yang bisa diceritakan. Suatu saat ku kan datang untuk waktu yang lebih lama. 
               
karena tujuan akhir sebuah perjalanan adalah kembali ke rumah dengan selamat. Amiin












Tidak ada komentar:

Posting Komentar